06 September, 2008

Seharusnya Parpol dan Politikus Instrospeksi

Fakta pilkada di beberapa Daerah menunjukkan angka partisipasi masyarakat yang rendah dalam pemilihan kepala daerah adalah bukti bahwa faktor ketidak percayaan masyarakat terhadap partai dan politikus sangat lemah.
Ini bisa dijadikan barometer dalam menghadapi pemilu legislative dan Pemilihan presiden pada Tahun 2009 yang akan datang, karena masyarakat sekarang lebih mengerti siapa dan bagaimana Partai yang menurut mereka akan dijadikan pilihan pada pemilu mendatang, kalau mereka menganggap tidak ada yang pantas di pilih maka akhirnya dia akan memberikan sebuah keputusan untuk Tidak memilih alias Golput, kalau itu yang terjadi jangan salahkan keputusan rakyat partai dan Politikus harusnya yang bertanya kepada diri dan organisasinya mengapa itu terjadi.

Dengan semakin cerdasnya masyarakat kita saat ini, sosok yang ditawarkan partai untuk menjadi Caleg maupun Presiden yang akan datang haruslah sosok yang kredibel, bukan hanya sekadar memunculkan wajah lama yang membosankan rakyat,Terlebih lagi sosok-sosok karbitan yang baru muncul melalui iklan politik, karena tokoh yang muncul dikarenakan iklan politik tersebut kita tidak pernah tahu track record dari sang tokoh dalam hal kepemimpinan.

Meningkatnya golput dalam pilkada disamping karena ketidaksiapan sebagian penyelenggara pilkada, juga disebabkan tokoh yang ditawarkan memang kurang mendapatkan simpati dari rakyat, untuk itu kita beri waktu kepada pihak partai dan para Politikus kita untuk menyiapkan segala sesuatunya dengan cermat dan cerdas, jangan sampai politikus busuk dan basi yang mereka tawarkan kepada kita semua untuk memimpin Bangsa ini hingga lima Tahun yang akan datang.

Demikian juga untuk meningkatkan partisipasi politik dalam pemilu yang akan datang seharusnya melibatkan semua unsur antara lain pemerintah, Komisi Pemilihan Umum, partai politik dan seluruh lapisan masyarakat di Negeri ini mudah-mudahan dengan semakin dewasanya dalam berpolitik Pemilu yang akan datang sukses dan menghasilkan pemimpin-pemimpin terbaik.

9 komentar:

  1. wakil rakyat hidup dengan bergelimang harta sementara rakyatnya ? tau sendiri deh..
    itulah salahsatu penyebab knp orang yg tidak berkemampuan merasa berkemampuan..mereka cuma manis dibibir sementara kita ga pernah tau isi hatinya.

    BalasHapus
  2. Siapapun pemimpinnya,
    permasalahan negara
    harus jadi prioritas...

    -PISS n LOVINA-

    BalasHapus
  3. Pemimpin yang Dzolim harusnya bisa sadar diri, tapi bagaimana mau sadar mereka kan dzolim yang telah ditutup pintu hatinya oleh Allah, apakah kalian tidak ridho, mereka mendapatkan dunia sedangkan kita akan mendapatkan nikmat di akhirat kelak.

    BalasHapus
  4. Bagaimana masyarakat akan percaya dengan pemerintah dan parpol, apapun usaha mereka meyakinkan rakyat untuk percaya akan bnyak sia-sia nya, bagaimana tidak sedang yang tersiar di berita tentang kasus korupsi, pelecehan sexual, penipuan, penggelapan, narkoba dan kriminal-kriminal lain adalah anggota Dewan Yang Terhormat ( DPR/MPR) sebagai tersangkanya... masih percaya dengan pemilu nantiii... Tanya Siapaaa...?????

    BalasHapus
  5. Memang harus ekstra hati-hati dlm memilih caleg. Jangan sampai jaleg yang dipilih rakyat justru tidak mau mendengar aspirasi rakyat.

    BalasHapus
  6. semoga n aku percaya, legislatif yang berjiwa teratai

    BalasHapus
  7. Menurut bapak, bapak memilih Caleg/Pemimpin yang mana?
    1. Idealis, Muda, tapi belum berpengalaman alias blum ada track record-nya di pemerintahan
    2. Basi, tapi banyak pengalaman atau track record-nya di pemerintahan

    BalasHapus
  8. saya sepakat dengan pak sholeh. tingginya angka golput dalam pilkada atau pilgub semakin menunjukkan baukti bahwa rakyat makin cerdas dalam menjatuhkan pilihan. banyak yang memiih golput karena tokoh yang "dijual" parpol dinilai tidak memiliki visi utk melakukan perubahan.

    BalasHapus
  9. yang pasti rakyat sudah jenuh
    dengan yg namanya politik
    rakyat tak lg prcy sm parpol
    sebab elite parpol cuma ingat rakyt
    jelang Pemilu dan Pilkada saja

    BalasHapus