
Sering kali para pemimpin di negeri ini tidak memberikan kail berupa perluasan lapangan kerja bagi masyarakat yang sangat berharap untuk mendapatkan pekerjaan sekedar untuk mempertahankan hidup, tapi lebih cenderung memberikan umpan yang hanya bisa dijadikan pengganjal perut sesaat seperti BLT dan yang lainnya sehingga Masyarakat miskin menjadi sangat bergantung pada pola bantuan yang didistribusikan secara massal pada waktu-waktu tertentu yang tidak efektif untuk mengentaskan kemiskinan, Sementara itu risiko yang harus ditanggung masyarakat sedemikian tragisnya.
Setiap kita tidak pernah menginginkan kemiskinan itu hadir dalam kehidupan kita, karena situasi dan kondisilah yang memaksa orang menjadi miskin, tapi hal ini terjadi dikarenakan belum begitu efektifnya pola pembangunan ekonomi yang merata dan juga karena bahaya laten KORUPSI yang masih kental mewarnai sudut-sudut birokrasi, sehingga uang jatah untuk mensejahterakan masyarakat masuk ke kantong sebagian kecil birokrat dan orang –orang yang bergerak dalam pemerintahan Negeri ini.
Wahai para politikus yang punya keinginan memimpin Negeri ini lima Tahun mendatang sadarlah dan salurkanlah dana yang engkau hambur-hamburkan untuk Iklan politik stop saat ini juga, bukankah lebih baik digunakan untuk program pengentasan kemiskinan, demikian juga para Jutawan dan Miliarder di Negeri ini saatnya kita berbagi dengan cara menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang-oarng miskin yang pada dasarnya mereka bukanlah pemalas, tapi karena dipaksa oleh keadaan saja mereka menjadi miskin, bagi para Pemimpin dan semua yang bergerak di Roda Pemerintahan Negeri ini sadarlah jangan Dzalimi orang-orang miskin dengan merampas harta Negara melalui KKN yang engkau lakukan dan saat inilah rasanya moment yang paling tepat untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat .
Gambar: Kompas.com
walau bagaimanapun, kita harus berterima kasih kepada h. syaikhon dan para korban. karena, dg peristiwa yg menimpa mereka inilah, kita semakin tersadarkan akan pentingnya zakat dilakukan dg ikhlas dan profesional... :)
BalasHapussama dg vizon
BalasHapusdg peristiwa yg menimpa mereka inilah, semoga kita semakin tersadarkan akan pentingnya zakat dilakukan dg ikhlas dan profesional... :)
Weh renungan yang pas untuk kita kita ini,
BalasHapusuntuk para pejabat dan untuk orang yang katanya ingin bela rakyat kecil
buktikan, buktikan wahai para pemimpin,
sunintar.com
maksud hai berbuat baik, apa daya jatuh banyak korban ??
BalasHapussaat nya kita merenungkan, apa yang telah terjadi..
BalasHapusduh ... kpan negeri ni bisa makmur !?!?!?
BalasHapusitulah, negeri yg kaya raya... tp tragedi zakat maut kemarin mengisaratkan bahwa rakyatnya lebh menderita :(
kita harus belajar berbagi dengan sesama dengan terorganisir
BalasHapusOrang kaya jangan berpegang pada UUD 45, "fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara" lalu tidak mau bersedekah dan berzakat, masih banyak fakir miskin yang menanti uluran tangan si kaya. Wahai pemimpin negara, aturlah negeri ini dengan baik, ingat hak-hak fakir miskin dan anak terlantar, tapi janganlah membuat mereka malas dan hanya bergantung pemberian negara.
BalasHapusga tega liat videonya peristiwa ponorogo kmaren, kesian..ibu2 lagi. ntah siapa yang harus disalahkan, pemerintahkah yang kurang memberikan lapangan pekerjaan, atau si dermawan yang padahal berniat ikhlas memberi hanya prosedurnya saja yang kurang tepat, ataukah masyarakatnya yang terlalu tergiur dengan 30rb rupiah tanpa memikirkan nyawa? semoga bukan yang terakhir, bukan murni kesalahan mereka kan jika harus hidup menderita..
BalasHapusSemoga dengan kejadian ini membuka mata semua pihak, ya pemerintah, ya kita, bahwa beruntunglah kita yang masih bisa bertahan hidup tanpa meminta-minta, namun ada hak para fakir miskin di dalam harta yang kita peroleh.
Memang benar-benar tragis kejadian itu. Berharap uang 30ribu tapi nyawa malah melayang.
BalasHapusMenurut saya, zakat dan sedekah adalah HAK orang miskin yang ada pada orang berada, artinya HAK harus disampaikan, bukannya mengundang orang miskin untuk mengambil HAK-nya..
BalasHapuszakat maut.. dan kita harus belajar dari kejadian tersebut. agar zakat dibagikan secara ikhlas dan profesional..
BalasHapusAntara ber-amal dgn riak... kadang hanya dipisahkan oleh sebuah sekat nyang sangat tipis sekali.
BalasHapusKalo-pun alasannya demi syiar... yaa tolonglah dilaksanakan dgn perhitungan nyang matang, jangan sampai malah membawa malapetaka atao jauh panggang dari api.
Mudah2an kedepannya, kejadian "bodoh" macam inih ndak terjadi lagi.
sungguh, nurani saya benar2 tak sanggup ketika harus mendengarkan dan sekaligus menyaksikan nasib saudara2 kita yang harus menjadi korban pembagian zakat. kejadian ini seharusnya mengilhami kaum elite kita utk memperhatikan nasib mereka dg cara2 yang lebih manusiawi dan bermartabat. semoga kejadian semacam itu tak terulang lagi, pak.
BalasHapusgimana kalo digalakkan wacana bahwa kaya adalah tangan di atas, sedangkan miskin tangan di bawah. dengan demikian para politisi yg suka menodong bantuan dan menelikung uang rakyat itulah yg sesungguhnya miskin. rakyat jelata yg giat berusaha dengan bersusah payah, membanting tulang, dan berkorban adalah si kaya yg sesungguhnya.
BalasHapussedih.... miris.... menyakitkan....
BalasHapusSemoga peristiwa kayak gini nggak terulang lagi di masa yang akan datang. Amin
BalasHapusSebenarnya banyak yang sdh tahu, jika tangan kanan memberi, tangan kiri jangan sampai melihat. Tapi mengapa itu dilakukan oleh orang-orang yang mengerti
BalasHapusSebab utama terjadi peristiwa itu 'sebenarnya' memang karena kemiskinan. Rakyatku lapar, haus berkepanjangan. Blunder tehnis pembagian Zakat itu adalah 'pemicu' peristiwa maut tersebut!
BalasHapusPolitikus! sadarilah...
Yukk, qt sama-sama belajar mengasah hati qt supaya lebih "tajam" terhadap lingkungan sekitar yang ternyata masih lolos dari perhatian qt...
BalasHapusmas achmad, makasih dah mmpir. :D
percayakan ke badan amil zakat...supaya nggk ada lagi kejadian spt ini
BalasHapussalam
BalasHapusakh saya sedih kok kayak pemnadangan jaman primitif seeh, kesannya hidup hnya untuk makan saking kekurangannya, sedih lah pastinya Pak