22 September, 2008

Andrea Hirata Berhenti Menulis

Ketika saya membaca Harian Umum Suara Merdeka edisi Minggu 21 September 2008 saya sempat berpikir mengapa penulis sukses Seperti Andre Hirata akan berhenti menulis, novelis yang mencuat namanya lewat novel yang diangkat menjadi film oleh Sineas Mira Lesmana dan Riri Reza yang berjudul "Laskar Pelangi" itu mengungkapkan beberapa kekecewaan yang menjadikan kegelisahan dalam Hidupnya sebagai penulis tenar, kalau tidak salah analisa saya, dia mengatakan bahwa terlalu berlebihannya pembaca di negeri ini memposisikan dia bukan hanya sebagai penulis tapi dia dianggap sosok Alim hanya dikarenakan buaian dari novel yang ia tulis alias beliau tidak mau dikultuskan, yang kedua karena kekecewaan terhadap masih maraknya pembajakan yang terjadi di Negeri ini sehingga sebuah karya sastra belum mendapatkan apresiasi yang tinggi di Bumi pertiwi.

Setiap orang mempunyai cara berbeda dalam mensikapi hidup dan kehidupan, seperti Novelis andrea Hirata misalnya ketika sebagian Orang terutama para politisi menginginkan popularitas, menginginkan sanjungan, menginginkan pengkultusan, menginginkan berbagai hal supaya di kenal publik, bahkan terkadang memakai jalan pintas dan banyak mengeluarkan uang, beliau menepiskan segalanya demi sebuah kemerdekaan ekspresi dirinya, bahkan dia tidak mau terlena dengan apa yang telah dia capai selama ini dengan memutuskan akan berhenti menulis, dunia yang selama ini menjadikan eksistensi diri sebagai pribadi diakui masyarakat,rasanya tidak banyak sosok seperti dia di Negeri ini.

Tentang kekecewaan dia terhadap maraknya pembajakan hak cipta di negeri ini sehingga dia merasa patah arang alias mutung dalam Bahasa Jawanya, saya pikir ini harus menjadikan perhatian serius oleh Aparat yang berwenang untuk hal ini, tentunya kita sebagai anggota masyarakat wajib mendukung program pemerintah tentang stop pembajakan hasil Karya. Disisi yang lain karena keterbatasan daya beli masyarakat masih memungkinkan tingginya konsumen bajakan ini untuk itu jalan tengah adalah sesuatu yang bijaksana dalam hal ini yaitu para penerbit ataupun produser rekaman bisa berbagi dengan seluruh lapisan masyarakat melalui mewujudkan keterjangkauan harga sebuah hasil karya.

Terlepas dari semuanya kita semua berharap bahwa apa yang telah diungkapkan oleh Novelis Andrea Hirata untuk berhenti menulis tidak akan menjadi kenyataan, rasanya telah terlanjur banyak masyarakat di Negeri ini yang merindukan karya-karya sastra yang di tulisnya dan semoga akan muncul lebih banyak lagi penulis-penulis brilliant di Negeri yang kita cintai dan banggakan yaitu Indonesia kita semua.

17 komentar:

  1. Amankan Posisi Pertamina dulu huahauahahaah

    BalasHapus
  2. Sangat sayang yah mas Seorang sastra seperti beliau berhenti oleh karena pembajakan.....dimana pemerintah mau ngusut tuh pembajakan ahhh cerita nya aja kali yah tuh pemerintah

    BalasHapus
  3. Kalau menurut saya itu biasa...
    Orang ideal atau 'merasa ideal' kadang memang seperti itu.
    Tak cuma penulis. Atlet, bintang film dan penyanyi juga banyak yang ambil keputusan seperti itu. Saya pikir itu bagian dari trik, entah trik bisnis, entah trik imej, entah trik apalagi yang saya tidak tau.
    Percayalah, kita semua punya trik... kerana trik tak selalu negatif.
    (hati kecil saya tidak percaya dengan penulis itu...)

    BalasHapus
  4. aduh..aduhh.. nahh looo.. sapa yg suka beli bajakan *ngacungg hayoo.. , tuh si pny buku ngambek dech..

    BalasHapus
  5. menulis adalah kebutuhan, bagi beberapa orang. Disana adaa jalan, keindahan, kenyamanan, kedamaian, dlsb.
    SAya kira bukan Maksud Andrea untuk mandeg jegreg! Karyanya akan terus mengalir, tapi mungkin publikasi sedikit berkurang.
    Keep maju pokoo'e..

    BalasHapus
  6. pembajakan konon salah satu wujud penghargaan juga, walaupun caranya salah.

    BalasHapus
  7. Dinamika seorang penulis memang terlihat aneh bagi orang biasa

    BalasHapus
  8. Yang saya sukai adalah lagu Nidji.

    BalasHapus
  9. setuju neh ama yg diambil jalan tengah antara produsen dan masyarakat agar sbuah karya memiliki harga jual yg menjangkau

    shg pembajakan pun ... nggak deh !!

    BalasHapus
  10. inilah salah satu kelemahan bangsa kita, pak, mengapa kreativitas seseorang jadi "mandul"? yaps, agaknya perlindungan terhadap hak cipta dan kreativitas seseorang belum mendapatkan advokasi dan perlindungan yang memadai. mungkin ada benarnya andrea hirata mutung, sekaligus biar ada perhatian dari pihak yang berwenang.

    BalasHapus
  11. Tak banyak penulis seperti dirinya. Dan yang lebih menarik: tak pernah bercita-cita menjadi penulis terkenal. Dahsyat!

    BalasHapus
  12. Jadinya kok tidak jelas? Apa Andrea Hirata ini berhenti agar tidak dikultuskan, atau karena mutung terhadap pembajakan?
    Bila ia berhenti agar tidak 'dikultuskan', saya kira berhenti bukanlah satu2nya cara untuk mencegah 'pengkultusan' itu. Pencerahan, pendidikan dan penyadaran yang (bila ia belum kelelahan) tentu akan lebih bermanfaat.
    Begitu pula utk membendung pembajakan, apakah hanya dapat dilakukan dgn pemogokan oleh para penulis?
    Saya berharap Andrea jangan berhenti.

    BalasHapus
  13. Saya berharap Andrea Hirata tidak benar-benar berhenti menulis. Dunia sastra kita masih sangat memerlukan penulis sekaliber dia.

    BalasHapus
  14. andrea hirata adalah aset, sumbangan pemikirannya lewat novel tak ternilai harganya...

    saya kadang heran kpd org yg suka membajak, buku baru keluar gak lama muncul ebook-nya dlm bentuk pdf, iseng bener pembajak spt ini, hal2 spt ini yg menghancurkan andrea dan para penulis lain....

    btw, nice post
    two thumbs 4 u

    salam

    BalasHapus
  15. mau dong ngisi posisi Andrea yang kosong, biar selepas tetraloginya aku yang nulis :D

    BalasHapus
  16. keputusan yang layak diacungi 5 jempol. 2 jempol tangan 2 jempol kaki, satunya kagi jempol yg mana yah ???

    BalasHapus
  17. aku juga gak yakin kalau Andrea Hirata mau berhenti menulis, tapi mungkin mengurangi publikasi tulisannya bisa saja ???, karena menulis bukan keharusan tapi kebutuhan...

    BalasHapus