02 Agustus, 2008

Hukuman Itu Bentuk Kasih Sayang

Apa yang terjadi jika seorang murid beladiri salah dalam mengambil posisi kuda-kuda ? Di tendang !! ya , begitulah.
Langsung ditendang oleh pelatihnya dan sang murid pun jatuh, tidak perlu ada kata-kata, begitulah yang akan kita rasakan kalau sedang belajar bela diri.

Apakah dengan demikian berarti seorang guru beladiri sedang berbuat kekerasan? Tidak! Sama sekali tidak. Sang guru sedang melatih murid-muridnya untuk menghadapi realitas kehidupan, sesuatu yang pasti akan dirasakan dalam kehidupan di di alam nyata.

Alam dan realitas kehidupan tidak pernah menegur orang yang berbuat kesalahan dengan kata-kata. Tegurannya selalu diwujudkan respon langsung, persis seperti guru beladiri merespon kesalahan muridnya dengan tendangan, tidak dengan kata-kata.

Sesungguhnya ada cara yang sangat mudah untuk menghindari hukuman tersebut yaitu dengan tidak melakukan pelanggaran atau kesalahan dalam bergerak atau bersikap.
Dengan demikian, tendangan hukuman dalam beladiri menjadi sebuah obat mujarab untuk proses pembelajaran bela diri, belajar olah fisik dan setrategi dalam membela diri menghadapi segala tantangan.

Inilah proses pendidikan yang akan mengubah mental seorang murid , ada perbedaan yang nyata antara sebelum dan sesudah menempuh pendidikan.
Ketika kita melihat fenomena dalam hidup kita sering melihat hal ini terjadi Disekitar kita, masih segar ingatan kita tentang sunami yang terjadi di Aceh beberapa waktu yang lalu, gempa di Daerah Istimewa Yogyakarta, Gempa di Bengkulu saya yakin itu merupakan bentuk kasih sayang dari Sang Pencipta dalam sekala besar, agar kita semua tidak terlalu jauh dari Jalan yang telah ditentukanNya, dalam sekala kecil juga kita sering mengalami kejadian-kejadian yang kadang kita rasakan itu sebuah hukuman atau musibah yang selalu mendera dalam hidup, tapi yakinlah bahwa Allah Maha Tahu tentang segala sesuatu yang menimpa atas mahluk ciptaannya dan kita harus yakin bahwa semua yang terjadi pasti ada hikmah dan pelajaran yang bisa kita petik…salam
Sumber Inspirasi: Buku Guru Goblok Murid Goblok ( Iman Supriyono)

7 komentar:

  1. Hmmm, punishment and reward mungkin masih bisa diterapkan untuk kondisi pendidikan di Indonesia..

    BalasHapus
  2. Kadang guru memang perlu memberikan punishment, asalkan untuk mendidik, dan tidak menjurus pada fisik

    BalasHapus
  3. setuju, pak sholeh, hukuman merupakan salah satu cara utk memberikan "warning" kepada anak sekalaigus utk mengingatkan bahwa perilakunya itu salah. kalau dibiarkan anak justru yang akan dirugikan karena merasa bahwa tindakannya tidak salah. tentu saja, hukuman *lagi2 sok tahu nih* yang tepat dan mendidik itu akan lebih bagus ketimbang hukuman yang didasari nilai2 kebencian.

    BalasHapus
  4. Tapi seharusnya hukuman tidak harus seberat itu pak..

    BalasHapus
  5. Hukuman bisa merupakan suatu bentuk kasih sayang, tapi hukuman yang terlalu berlebihan bisa timbul kesewenangan...

    BalasHapus
  6. dlam konteks belajar beladiri..yaa.. wajar lah...
    tapi kalao adalam konteks yang lainnya... tunggu dulu... bisa jadi berubah jadi bentuk kedurhakaan...:)
    salam kenal...
    jebul saking kudus gih.. :)

    BalasHapus
  7. hukuman bisa keras bahkan fisik sekalipun asalkan sudah ada semacam kontrak belajar, baik tertulis maupun tidak tertulis antara guru dan murid. tentu saja semuanya harus dilakukan dengan cinta. salam kenal dari iman supriyono, penulis buku 'guru goblok ketemu murid goblok', www.snfconsulting.com

    BalasHapus