22 Agustus, 2008

Gus Dur VS Muhaimin Iskandar Mengapa Bisa Terjadi

KH. Abdurrahman Wahid adalah merupakan sosok Ulama dan cendikiawan Kharismatis yang sangat di hormati bukan hanya dikalangan Nahdiyyin bahkan sudah Mendunia, Fatwa dan Ijtihad politiknya menjadi acuan politikus Muda di Negeri ini, dengan model guyonan khas dan cerdas dalam menjawab situasi dan kondisi yang sedang terjadi adalah ciri khas Ulama Kharismatis cucu pendiri Organisasi Islam terbesar Indonesia bahkan di Dunia itu.

Tradisi Tawadhu’ dan Sami’na Wa atho’na kepada Ulama dan Kyai adalah ciri khas dari tradisi di kalangan Nahdiyyin dalam menjalankan ajaran Agama, akan tetapi rasanya sulit tradisi tersebut di lakukan di Dunia politik kalangan santri Nahdiyyin, hal ini terbukti dengan seringnya terjadi perselisihan di Partai yang menurut Gus Dur merupakan anak kandung dari NU tersebut. Mengapa hal ini bisa terjadi ?.

Beberapa tokoh Partai sering diganti karena dianggap tidak sejalan lagi dengan garis kebijakan Partai yang identik dengan kebijakan Gus Dur, berawal dari Matori Abdul Jalil (Alm) yang di copot Gus Dur karena membelot untuk menghadiri SI DPR/MPR yang menghasilkan Megawati sebagai Presiden, Kemudian Alwi Shihab dan Saifullah Yusuf ( masih Keponakannya) keluar dari partai Hingga akhirnya dualisme Kepemimpinan di Partai berlambang Dunia itu terjadi saat ini, duet Muhaimin Iskandar dan Lukman Edi di satu sisi dengan Ali Maskur Musa dan Yenny Wahid disisi yang lain yang pada akhirnya merambah ke arena hukum sehingga melahirkan sebuah keputusan bahwa PKB yang diakui adalah PKB versi Muhaimin sebagai Dewan Tanfidz dengan Dewan Syuro KH. Abdurrahman Wahid.

Mengapa Rasa Hormat dan tunduk kepada sosok Gus Dur dilingkungan partai yang di deklarasikan dan dibesarkan Oleh Gus Dur itu kian hilang, mungkinkah ini merupakan Ijtihad politiknya para kaum Muda dikalangan Nahdiyyin, tidak takutkah kalangan politikus muda ini menjadi kualat karena telah berani melawan atau berseberangan dengan Gusdur, sebagai orang awam yang sangat mencintai Kedamaian saya berharap mudah-mudahan konflik yang terjadi di tubuh PKB segera berakhir dengan happy Ending yaitu dengan bersatunya kembali antara kubu Gusdur dengan kubu Muhaimin sehingga ummat yang ada di akar rumput tidak dibuat bingung, semoga cepat terjadi.

5 komentar:

  1. Iya saya juga bingung kenapa bisa terjadi,

    Tapi di dunia ini tidak ada yang sempurna
    Termasuk Kh. Gus Dur.

    Salam sukses.

    BalasHapus
  2. saya termasuk pengagum gus dur, pak sholeh. komitmennya utk membela kaum tertindas dan kelompok minoritas sungguh mengagumkan dan berani pasang dada utk melawannya. tindakannya selama ini bisa menguatkan hal itu. sayangnya, sejak aktif dalam pkb, urusan politik jadi penyebab meruncingnya konflik yang ndak pernah ada ujungnya. semoga saja pihak2 yang terlibat di pkb bisa segera melakukan islah.

    BalasHapus
  3. wah...knpa hrus berselisih yak !?!?

    BalasHapus
  4. Gus dur kalau menurut saya pak Shaleh, merupakan sosok yg bisa membaur di golongan mana saja. Komitmen untuk NKRI dan Pancasila tidak diragukan lagi. Pembelaan terhadap kaun tertindas sudah terbukti sejak pada jaman orde baru. Jadi kalau masalah pengalaman malang-melintang dalam kehidupan organisasi dan kebangsaan, Gus Dur paling banyak di lingkungan tersebut.

    BalasHapus
  5. Sekarang gus dur jadi oposisi ya cah...

    BalasHapus