29 Juli, 2008

Hikmah Isra Mi’raj Dalam Realitas Kehidupan

Setiap setahun sekali hari besar ini di peringati khususnya oleh umat Islam di Negeri kita ini, dan setiap peringatan Isra Mi’raj saya selalu teringat apa yang di sampaikan Ustadz saya dahulu bahwa Isra adalah perjalanan nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram Haram ( Mekah) menuju ke Masjidil Aqso ( Palestina) sedangkan Miraj’ Adalah Perjalanan Nabi Muhammad SAW dari masjidil Aqso menuju ke Sidrotul Muntaha dan Mustawa.
Di postingan kali ini saya tidak akan banyak bercerita tentang kisah Isra Mi’raj karena saya bukanlah Ustadz, saya hanyalah orang awam biasa yang hanya sedikit paham tentang kisah tersebut tetapi kami mencoba memahami kisah ini dan mengambil sedikit dari banyaknya hikmah yang ada dalam kisah Isra Mi’raj dalam kehidupan modern seperti sekarang.
Ada dua hal yang akan kami sampaikan dari sekian banyak hikmah dari peristiwa tersebut dalam kehidupan modern sekarang ini.

Pertama : Hikmah di perintahkannya Ibadah Sholat kepada Umat Islam di seluruh dunia, Sholat bukanlah hanya sekedar ritual keagamaan yang apabila dijalankan oleh seseorang akan gugur kewajibannya sebagai seorang Muslim, tapi lebih dari sekedar itu, disini juga ada hubungannya dengan management waktu bagi seorang muslim, mengapa demikian ?
Dengan adanya perintah sholat 5 waktu sehari semalam seorang muslim dituntut untuk pandai-pandai mengatur waktu, dimana dia harus bekerja keras untuk memenuhi tuntutan kehidupan dunianya tapi disisi lain seorang muslim juga dituntut waktunya untuk kehidupan setelah di dunia ( Akherat) dengan berdialog kepada sang pencipta sehari 5 kali.
Sebagai seorang muslim dia akan sadar untuk membagi waktu dan berusaha semaksimal mungkin untuk menyeimbangkan kedua sisi kehidupan tersebut, ketika keseimbangan tersebut tidak terjaga atau salah satunya lebih berat dari yang lain maka konsekwensinya harus siap diterima, ketika seseorang berlebihan dalam porsi urusan dunianya maka orang tersebut akan menerima sangsi kelak di kehidupan selanjutnya, akan tetapi apabila seseorang berlebih disisi kehidupan untuk Akheratnya maka dia akan menerima sanksi di kehidupan social dunianya, menyeimbangkan keduanya memang teramat sulit tapi tidak ada salahnya kalau kita berusaha sekuat tenaga mencobanya .

Kedua : Hikmah yang berhungan dengan ke Imanan (kepercayaan) terhadap sesuatu yang kita yakini akan kebenarannya, dalam kisah diceritakan perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dalam realitas kehidupan pada waktu itu di tempuh dengan jalan kaki atau naik onta diperkirakan lebih dari 40 hari sedangkan perjalanan yang di lakukan Nabi Muhammad SAW hanya di tempuh dalam waktu semalam, sehingga muncul caci maki kepada Nabi Oleh kaum Kafir Quraisy pada waktu itu, Muhammad diangagap pembohong karena perjalanan yang Ia lakukan tidak bisa diterima akal sehat, mungkin kalau terjadi di zaman sekarang tidak ada masalah, satu-satunya orang yang percaya kepada perkataan Nabi pada saat hal itu diceritakan hanyalah sahabat Abu Bakar sehingga mendapat gelar Asshidiq, hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa ini adalah: dalam hal Ke Imanan kita terhadap suatu keyakinan harus total (kaffah), artinya keimanan terhadap sesuatu hal yang bisa dicerna atau dianalisa dengan akal sehat dan yang tidak bisa diterima oleh akal sehat harus kita percayai karena Ajaran Agama tidak selamanya bisa dirasionalisasikan, semoga bisa memupuk rasa keimanan kita terhadap sesuatu yang kita yakini.
Tulisan ini hanyalah sebuah ikhtiar dari seseorang yang sangat minim pengetahuan tentang Agamanya masukan, kritik dan saran akan kami terima dengan lapang dada …. Salam

2 komentar:

  1. Salam
    Semoga hikmah ini akan selalu melakat pada hati umat dan diejawantahkan dalam sikap. Amin
    Salam kenal, trims sudah mampir di SENYAWA.

    BalasHapus
  2. Wah, bisa mempertebal iman kita, untuk lebih banyak ibadah.

    BalasHapus