Judul posting diatas terasa sedikit berbeda dari biasanya dalam bahasa kita sehari-hari artinya adalah mencintai Dunia, berdasarkan dari perenungan penulis rasanya kata-kata tersebut terasa amat tepat untuk mewakili situasi dan kondisi pada saat ini, bukannya bermaksud sok Agamis karena kami merasa hanya sedikit tahu tentang bahasa Agama, bermaksud untuk melihat fakta dan realita saat ini menurut kaca mata pribadi saya sebagai seorang yang beragama bukan Ahli Agama, untuk itu apabila keliru mohon saya ditegur ya Gus blogger dari Negeri lembah Sungai Nil sahabat dekat Guru Saya.
Berdasarkan pengalaman yang sedang terjadi pada diri saya saat ini rasanya judul tersebut cukup mewakili, betapa tidak karena kesibukan urusan untuk sesuap nasi dan menghidupi anak Istri terkadang kami sampai telat dalam melakukan kewajiban sebagai Seorang Muslim Sholat Lima Waktu semoga hal ini tidak dialami oleh sahabat Blogger yang lain, terlalu asyik, karena dikejar-kejar target sebagai seorang marketer kelas teri sehingga menomor duakan yang seharusnya nomor satu Naudzubillah Summa Naudzubillah, rasanya kita perlu melakukan renungan yang lebih jauh lagi cobalah kita lihat prilaku masyarakat di sekeliling kita , para birokrat, para politisi dan lain sebagainya demi untuk memperkaya dirinya mereka rela mengorbankan segalanya atau mungkin bahkan ketika saya berposisi seperti mereka rasanya juga tidak akan lebih baik kalau kita tidak memiliki benteng yang tangguh atau filter yang kuat, tapi entahlah yang terjadi biarlah terjadi yang terpenting kita harus mulai berpikir untuk berbuat yang terbaik untuk diri dan keluarga tercinta dengan tetap di jalan yang Tuhan kehendaki.
Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa hambaMu yang Imannya sedang naik turun ini disebabkan tetek-bengek urusan Dunia ini, ternyata menyeimbangkan kehidupan Duniawi dan Kehidupan Ukhrowi jauh teramat berat, semoga hal seperti ini segera berlalu dan kita semua bisa mengambil hikmahnya dengan mencoba belajar untuk menyeimbangkan kedua sisi kehidupan tersebut, Aminn.
Berdasarkan pengalaman yang sedang terjadi pada diri saya saat ini rasanya judul tersebut cukup mewakili, betapa tidak karena kesibukan urusan untuk sesuap nasi dan menghidupi anak Istri terkadang kami sampai telat dalam melakukan kewajiban sebagai Seorang Muslim Sholat Lima Waktu semoga hal ini tidak dialami oleh sahabat Blogger yang lain, terlalu asyik, karena dikejar-kejar target sebagai seorang marketer kelas teri sehingga menomor duakan yang seharusnya nomor satu Naudzubillah Summa Naudzubillah, rasanya kita perlu melakukan renungan yang lebih jauh lagi cobalah kita lihat prilaku masyarakat di sekeliling kita , para birokrat, para politisi dan lain sebagainya demi untuk memperkaya dirinya mereka rela mengorbankan segalanya atau mungkin bahkan ketika saya berposisi seperti mereka rasanya juga tidak akan lebih baik kalau kita tidak memiliki benteng yang tangguh atau filter yang kuat, tapi entahlah yang terjadi biarlah terjadi yang terpenting kita harus mulai berpikir untuk berbuat yang terbaik untuk diri dan keluarga tercinta dengan tetap di jalan yang Tuhan kehendaki.
Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa hambaMu yang Imannya sedang naik turun ini disebabkan tetek-bengek urusan Dunia ini, ternyata menyeimbangkan kehidupan Duniawi dan Kehidupan Ukhrowi jauh teramat berat, semoga hal seperti ini segera berlalu dan kita semua bisa mengambil hikmahnya dengan mencoba belajar untuk menyeimbangkan kedua sisi kehidupan tersebut, Aminn.
Terima kasih atas pencerahannya mas
BalasHapussukses selalu
Jangan takut dikatakan agamis, karena rasa seperti itulah yang kadang menghalangi semangat dakwah, semangat untuk amar makruf nahi mungkar. Sedikit ilmu yang kita punya seandainya itu menjadikan orang lain dapat berhijtah menuju kebenaran bukankah itu investasi yang tiada tara. Dan saya yakin mas Sholeh punya background pend Agama yg bagus, bagi2 dong ilmunya, eman2 kan..... maaf
BalasHapusSelamat malam, wah sama-sama pak Sholeh, saya juga lama tidak mampir ke sini. Selamat Tahun Baru 2009. Semoga dapat kita isi dengan lebih baik dan bermanfaat.
BalasHapusmari kita merenung bersama
BalasHapussaya juga masih sering lalai dalam menunaikan shalat, pak sholeh. kadang2 kalau sedang kerja jadi lupa waktu. terlalu cinta dunia memang bisa membutakan mata hati dan mata nurani. matur nuwun pencerahannya, pak.
BalasHapusKapan2 Mas Sholeh saya undang untuk memberi pencerahan di negara saya...
BalasHapusDari namanya sudah sangat mendukung.
Beda kalau nama saya, cocoknya jadi nama dalang wayang kulit.
Diakui atau tidak, kalau ada acara keagamaan yang ada tausiahnya, tapi seandainya nama kiyainya kok KH. Bambang, KH. Budi, KH Marsudiyanto, KH. Dedy, KH. Paimo, akan sangat beda kesan yang muncul jika nama kiyainya: KH. Khairuddin Syah, KH. Sholeh, KH. Masykoer, KH. Subkhan Alawi, KH. Farchan Tantowi...
naik turun itu biasa, kalau turun terus itu baru cilaka
BalasHapusMasha Allah, bagus Postingan..
BalasHapusMemang bennar Cinta Dunia dan lengkapnya "cinta Dunia dan Takut Mati" hubbuddunya wa karohiatul maut" atau dikenal dengan sebutan "Al-Wahn". penyakit ini sangat berbahaya dan sudah menjangkiti umat ini, tidak heran jika kemudian umat Islam dimana-mana menjadi bulan-bulanan umat lain.Sabda Nabi: “Nyaris orang-orang kafir menyerbu dan membinasakan kalian, seperti halnya orang-orang yang menyerbu makanan di atas piring.” Seseorang berkata, “Apakah karena sedikitnya kami waktu itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian waktu itu banyak sekali, tetapi kamu seperti buih di atas air. Dan Allah mencabut rasa takut musuh-musuhmu terhadap kalian serta menjangkitkan di dalam hatimu penyakit wahn.” Seseorang bertanya, “Apakah wahn itu?” Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR. Ahmad, Al-Baihaqi, Abu Dawud No. 3745)
kejarlah dunia seakan kamu akan hidup selamanya & kejarlah akhirat seakan engkau akan mati besok
BalasHapusHanya menambahkan sajah Mad
Semoga kt bisa spt itu. Amin
salam sejahtera mysob
mas soleh memang luar biasa..slalu mengingatkan di kala hamba-Nya alpa...trims
BalasHapusSekarang orang yang coba gak hubbud dunya ini malah di cap teroris, perilaku islam yang ekstrim.
BalasHapuszaman memang sudah bergeser jauh...
semoga kita tetep jadi orang2 yg istiqomah
numpang baca ya
BalasHapus