08 September, 2008

Lipstik Itu Bermerek Ramadhan

Seperti malam-malam biasanya Kang Sastro adalah pelanggan setia warung Hik nya Mas Yono, setelah Sholat Tarawih dan menyempatkan Taddarus sebentar dia langsung menuju Tkp untuk pesan Susu jahe favoritnya, dari warung kecil inilah kadang muncul pemikiran-pemikiran besar dari kang Sastro dan rekan-rekan seperjuangannya.
Dari mulai gossip selebritis, politik, bahkan kajian Agama keluar dari mulut mereka meski kadang hanya sebuah kekecewaan dari realita hidup yang sedang mereka jalani, malam itu topiknya agak sedikit relegius meskipun mereka semua bukan Ustadz tenar seperti AAGym, Ustad Arifin Ilham maupun Ustad Yusuf Mansyur minimal Kang Sastro dan temannya dulu pernah nyantri di pesantren sehingga pada Bulan puasa seperti ini sesekali mereka di daulat untuk Ngimami Sholat Tarawih dan memberikan Kultum di Musholla kecil kampung mereka.

Mengawali pembicaraan kang Bagus salah satu temannya bilang saat Ramadhan seperti ini kenapa semua mendadak jadi Agamis ya, coba kita lihat di layar kaca kita para selebritis mendadak pakai pakaian Islami, meski pada hari-hari biasa sering mengobral paha mulusnya, para politikus mendadak menjadi santun berbasi-basi mengucapkan Selamat Menjalankan Ibadah Puasa dengan penampilan melebihi seorang Ustadz padahal kita semua tahu bau busuk KKN para politikus kita masih begitu menyengat di hidung Rakyat, demikian juga Televisi kita rame-rame menyuguhkan acara KeAgamaan meskipun kita semua tahu itu tak lebih daripada menaikkan Rating saja guna mengeruk rupiah, dan juga yang terjadi di Dunia penerbitan mendadak pada bulan Puasa seperti ini puluhan buku Agama juga diterbitkan, ujar kang Bagus.

Sementara kang Dikin berucap lihat aja tuh di dunia maya juga banyak sekali blog-blog yang mengupas tuntas Keagamaan salah satunya blog temennya kang Sastro Ekspresi hati tuh blog sok banget kayak ustadz aja pembahasannya itu lho kadang bikin saya mau ke WC aja, lucu dan sok Agamis padahal kalau boleh meminjam istilahnya Tukul itu blog kan ecek-ecek dan Kutu Kupret, lontarnya sambil mengerdipkan mata kanannya seolah-olah biar kang Sastro nanti bilang kepada sahabat karibnya yang punya Blog Ekspresi hati, selanjutnya Kang Dikin menyedot Rokok yang dibeli ketengan dalam-dalam seakan puaas menyampaikan uneg-unegnya.

Sambil menawarkan menu gorengan kang Yono juga menyempatkan komentar lha piye maneh Boss, boss wong lagi musimnya ya gimana lagi mumpung masih Bulan Ramadhan kan kesempatan nyari duit, nyari simpati, nyari ini dan nyari itu kan sah-sah saja sambil sedikit senyum, walaupun senyum yang sedikit kecut, kemudian dia bilang silahkan yang terakhir biar kang Ustadz gendeng yang bicara daripada dari tadi bengong terus .

Weleh Yon, Yon…. bukannya saya bengong tapikan emang tugas saya menyimpulkan apa yang kalian obrolkan jawab kang Sastro, sedikit Kementhus kemudian baru angkat bicara, setelah mendengarkan obrolan dari rekan-rekan tadi, yach itulah realita hidup sobat semua orang pasti akan berbuat sesuatu menurut kebutuhannya dengan tujuan akhir tercapai keinginannya tersebut, terlepas dari apa yang telah menjadi niatannya yang tahu hanya mereka dan Tuhan saja, bukankah” Innama Akmalu Binniyah” semua itu tergantung pada niatnya masing-masing, mudah-mudahan mereka semua sadar tidak hanya menjadikan Ramadhan Tahun ini sekedar Lipstik pemanis keinginan nafsu Duniawi saja, ungkap kang Sastro mengakhiri Ucapannya.

Sejenak mereka berempat terdiam mengembara pada pikirannya masing-masing ….. Salam

14 komentar:

  1. Yang payah kalau lipsticknya palsu, malah bikin "bibir ndower"

    BalasHapus
  2. waduh.... rada 'tersungging' juga saya membaca postingan diatas Mad. Tp gpp... segala sesuatu itu memang tergantung dari niat.

    Islam tidak membenarkan kita tidur dikuburan. Tp berhubung rumah Pak Anu terbakar dan tiada lagi tempat mengungsi, maka terpaksa ia tidur pulas dikuburan.

    Sama halnya spt artis yang menyanyi dipanggung dengan style lipsing-- Hanya bisa mangap2 dowong sementara yang suara asli adalah suara yang dihasilkan dari media player.

    Waduh...mangkin ga karuan saja saya ini Mad.. Mohon dipersori ya Mad...

    Selamat Berbuka Puasa *menyodorkan kolak pisang yang dicampur dg es batu kepada Ahmad*

    BalasHapus
  3. Ya ya, yang penting dari semua itu marilah kita berlatih dan merguk di mulan penuh berkah ii. Amin,

    BalasHapus
  4. wahhh enggak bisa bayangin klo bibir doer kayak iklan Fren ihihihihihihiihi

    BalasHapus
  5. Yang penting memang niat masing-masing, semoga saja mereka mendapatkan hidayah dan benar-benar menjadi lebih taat beragama.

    BalasHapus
  6. wah, obrolan santri kelas bawah yang menggambarkan realitas keseharian. memang begitulah, momentum puasa seringkali hanya sekadar lip service. yang lebih repot, puasa tak jarang dijadikan sebagai momentum utk melakukan "kampanye terselubung". benr2 sebuah llipstik, haks....

    BalasHapus
  7. Bagus sekali tulisannya.
    Niat memang masalah yang gaib, tersembunyi di hati. Tapi kadang bisa kebaca juga yah..

    BalasHapus
  8. Andai saja lipstiknya juga bermerek Muharram, Safar, Maulud, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Dzulhijjah, Dzulqo'dah, dan Syakban, alangkah sejuknya

    BalasHapus
  9. Saya cari lisptiknya di artikel kok tidak ada,
    walah saya hanya cari listips mas ternyata.....

    BalasHapus
  10. Rochmaniac mengatakan...
    Andai saja lipstiknya juga bermerek Muharram, Safar, Maulud, Rabiul Awal, Rabiul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Dzulhijjah, Dzulqo'dah, dan Syakban, alangkah sejuknya


    Idem ma ini gw.... :D

    BalasHapus
  11. Bener... tergantung niate...

    BalasHapus
  12. hidup ini sandiwara yang penuh dengan kepura puraan.

    BalasHapus
  13. Nama tokoh-tokohnya unik. Ciamik! ;)

    BalasHapus
  14. lho..lho... ini kok malah "ngrasani" yang pny blog ekspresi hati, nnti klo denger marah loh :P huehihihi..

    *kaburrrrrrrr...

    BalasHapus